WABAH VIRUS CORONA
SEBUAH RENUNGAN
༻༺༻༺༻
Oleh: Prof. DR.
Syaikh Abdurrazaq bin Abdil Muhsin Al-Abbad Al-Badr hafizhahullah
Part 1
Akhir-akhir ini, pembicaraan dan
pemberitaan tentang penyakit yang menakutkan mendominasi media. Orang-orang
khawatir terhadap penyebaran penyakit tersebut dan takut terinfeksi.
Pembicaraan tentangnya dilakukan oleh berbagai lapisan masyarakat, ada yang membicarakannya
sambil bercanda dan menjadikannya bahan gurauan dan ada pula yang serius
menjelaskan dengan tulus. Sebagai seorang Muslim, kita senantiasa ketika
berhadapan dengan semua kejadian dan musibah, maka kita wajib berpegang teguh
dan bersandar kepada Allâh Azza wa Jalla. Semua pembicaraan kita tentang
hal-hal tersebut di atas atau tentang metode pengobatan dan terapinya harus
berlandaskan syari’at dan kaidah yang benar serta dilandari rasa takut
kepada-Nya dan senantiasa merasa dalam pengawasan-Nya Azza wa Jalla.
Berikut ini enam renungan/sikap seputar masalah yang
menjadi perhatian serius dalam kehidupan manusia sekarang.
Renungan Pertama
Sebagai seorang Muslim, dalam semua
keadaan, kita wajib berpegang teguh dan bersandar kepada Allâh Subhanahu wa
Ta’ala , bertawakal dan berkeyakinan bahwa semua urusan ada ditangan Allâh Azza
wa Jalla.
Allâh Azza wa Jalla berfirman:
“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang
kecuali dengan ijin Allâh; dan Barangsiapa beriman kepada Allâh niscaya Dia
akan memberi petunjuk kepada hatinya.”
[at-Taghâbun/64:11]
Semua urusan ada ditangan-Nya Subhanahu wa Ta’ala.
Allâh Azza wa Jalla yang mengatur dan memudahkannya. Semua yang Allâh
kehendakai pasti terjadi dan yang tidak dikehendaki pasti tidak ada serta tidak
ada yang pelindung kecuali Allâh.
Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Katakanlah: “Siapakah yang dapat melindungi kamu dari
(takdir) Allâh jika Dia menghendaki bencana atasmu atau menghendaki rahmat
untuk dirimu?” dan orang-orang munafik itu tidak memperoleh bagi mereka
pelindung dan penolong selain Allâh.”
[al-Ahzâb/33:17]
Allâh Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:
“Jika Allâh hendak mendatangkan kemudharatan
kepada-Ku, Apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu,
atau jika Allâh hendak memberi rahmat kepada-Ku, Apakah mereka dapat menahan
rahmatNya?”
[az-Zumar/39:38]
Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Apa saja yang Allâh anugerahkan kepada manusia berupa
rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang
ditahan oleh Allâh, maka tidak seorangpun yang sanggup melepaskannya sesudah
itu.”
[Fâthir/35 :2]
Dalam hadits, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
“Ketahuilah, sekiranya semua umat berkumpul untuk
memberikan kepadamu sesuatu keuntungan, maka hal itu tidak akan kamu peroleh
selain kebaikan yang sudah Allâh tetapkan untuk dirimu. Sekiranya mereka
berkumpul untuk melakukan sesuatu yang membahayakan kamu, niscaya mereka tidak
akan bisa menimpakan bahaya kepada kamu kecuali bahaya yang telah Allâh
tetapkan untuk dirimu. Segenap pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah
kering.”
[HR. Ahmad dan at-Tirmidzi dari Ibnu Abbas
Radhiyallahu anhuma]
Dalam hadits yang lainnya, beliau bersabda:
“Allâh telah menulis takdir semua makhluk sebelum
menciptakan langit dan bumi limapuluh ribu tahun.”
[HR. Muslim dari Abdullah bin Amr bin al-Ash
Radhiyallahu anhu]
Juga bersabda Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
“Sesungguhnya yang pertama Allâh ciptakan al-Qalam
(pena) seraya berkata kepadanya: Tulislah! Dia bertanya: Wahai Rabbku, apa yang
aku tulis? Maka Allâh berfirman: Tulislah takdir segala sesuatu hingga
terjadinya kiamat.”
[HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi dari Ubadah bin
ash-Shamit Radhiyallahu anhu]
Berdasarkan ini semua, maka wajib bagi setiap Muslim
untuk menyerahkan segala urusannya kepada Allâh Azza wa Jalla dengan mengharap,
meminta dan bersandar serta bertawakal kepada-Nya. Tidak mengharapkan
kesehatan, kesembuhan dan keselamatannya kecuali dari Rabbnya Azza wa Jalla ,
sehingga semua kejadian dan musibah yang melanda akan semakin menambah
semangatnya untuk senantiasa berlindung dan berpegang teguh dengan Allâh
Subhanahu wa Ta’ala.
Allâh Azza wa Jalla berfirman:
“Barangsiapa berpegang teguh kepada (agama) Allâh,
maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.”
[Ali Imrân/3:101]
Renungan Kedua
Wajib atas setiap Muslim untuk menjaga
Allâh Azza wa Jalla dengan menjaga ketaatannya kepada-Nya, baik dengan
melaksanakan perintah-Nya maupun dengan menjauhi larangan-Nya.
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam wasiat
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Ibnu Abbâs Radhiyallahu anhu.
“Jagalah Allâh! Niscaya Dia akan menjaga kamu. Jagalah
Allâh! Niscaya kamu akan mendapati Dia di hadapanmu.”
[HR. Ahmad dan at-Tirmidzi dari Ibnu Abbas
Radhiyallahu anhuma]
Menjaga perintah Allâh Azza wa Jalla dengan
melaksanakannya dan meninggalkan laranganya adalah sebab atau wasilah yang
menyebabkan datangnya perlindungan dan keselamatan serta penjagaan Allâh di
dunia dan akhirat. Jika dengan itu, dia tetap tertimpa musibah atau turun
malapetaka, maka itu akan mengangkat keduduakannya disisi Allâh Azza wa Jalla.
Dalam hal ini Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
“Alangkah menakjubkannya perkara seorang mukmin,
seluruh perkaranya adalah baik dan tidak ada hal itu pada seorangpun kecuali
pada seorang Mukmin. Apabila ditimpa kesenangan, dia bersyukur sehingga itu
baik baginya dan bila tertimpa musibah maka dia bersabar dan itu kebaikan
baginya.”
[HR. Muslim dari Suhaib Radhiyallahu anhu]
Seorang Mukmin dalam kelonggaran, kesempitan, krisis
dan kesenangan berpindah dari kebaikan kepada kebaikan lainnya.
Hal itu sebagaimana disabdakan Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam:
“Tidak ada hal itu pada seorangpun kecuali pada
seorang Mukmin.”
Bersambung In Syaa Allah.
Source by Majalah As-Sunnah, almanhaj.or.id
___
Semangat buat konten nya :)
ReplyDelete