BERANJAK MENJADI LEBIH BAIK


Kalian pasti pernah mendengar kata-kata seperti ini?

“Mantan preman itu nggapapa, daripada mantan ustadz!”
Paham maksud kalimat di atas?

Nah, sekarang telaah dulu, apa arti kata mantan. Man.tan atau bekas pemangku jabatan (kedudukan). Sama halnya dengan ex, bekas, dulunya iya sekarang tidak. Kurang lebih maknanya seperti itu.

Lalu ketika kita bicara tentang mantan preman, maka artinya bekas preman, dulunya preman lalu mungkin hijrah tidak lagi menjadi preman. Bisa saja ia menjadi manusia yang baik, yang bermanfaat, dll. Intinya, eksistensinya di dunia bukan lagi menjadi seorang preman (orang yang tidak baik), melainkan lebih mengarah ke perubahan yang baik.

Sebaliknya, ketika kita berbicara tentang mantan ustadz, maka artinya bekas ustadz, dulunya seorang ustadz, sekarang menjadi apa? Mungkin saja menjadi lebih baik daripada sebelumnya, tetapi kemungkinan yang lebih besar adalah menjadi lebih buruk dari sebelumnya. Dengan adanya kata mantan justeru memperjelas bahwa ia beranjak menjadi orang yang tidak lebih baik dari sebelumnya bahkan kemungkinan besarnya adalah lebih buruk.

Apakah penting untuk mengajak diri kita beranjak menjadi lebih baik? Sangat penting, saya akan menyebutkan beberapa alasan betapa pentingnya beranjak menjadi lebih baik.

1. kalian mendengar tentang “Pengalaman adalah guru yang terbaik?”

Benar, pepatah mengatakan begitu pasti karena ia telah meneliti, mencari bukti, bahkan men-survei. Dari kebanyakan orang yang sekarang sukses, dulunya pernah mengalami kehidupan yang kurang menyenangkan, itu pasti.

Dan dari situlah mereka berpikiran bagaimana agar di kehidupan selanjutnya mereka bisa menjadi lebih baik, tidak mengulang masa kelam yang kurang menyenangkan itu, dan bisa sukses tentunya.

Nah, pemikiran-pemikiran itulah yang disebut dengan pelajaran, dan bukankah pelajaran didapat dari seorang guru? Benar, artinya guru itu adalah pengalaman.

Pengalaman = Guru -> Pemikiran-pemikiran (mindset) = Pelajaran.

 2. Disunnahkan untuk menyempurnakan Akhlak

Hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan baiknya akhlak.”
(HR. Ahmad, 2: 381. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)
Apa yang Rasulullah katakan adalah sunnah, dan setiap sunnah yang dilakukan manusia, ia mendapat pahala lebih. Bahkan rasulullah memerintahkan untuk menyempurnakan baiknya akhlak, bukan sekadar beranjak lebih baik.

3. Mudahnya Allah membolak-balikkan hati manusia

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya hati berada di tangan Allah ‘azza wa jalla, Allah yang membolak-balikkannya.”
(HR. Ahmad 3: 257. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini kuat sesuai syarat Muslim)

Seperti halnya Allah mudah membolak-balikkan hati para pendahulu untuk masuk Islam. Para pendahulu khususnya Assabiqunnal Awwalun atau orang-orang pertama yang masuk Islam, bukankah mereka dahulu tidak percaya adanya Tuhan, tetapi Allah membantu mereka agar hatinya dibalikkan kemudian percaya pada-Nya, lalu jadilah  Assabiqunnal Awwalun yaitu orang-orang yang pertama masuk Islam.

4. Allah memberi hidayah kepada siapa saja yang Dia kehendaki

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
“Barangsiapa dikehendaki oleh Allah akan mendapat hidayah (petunjuk). Dia akan membukakan dadanya untuk (menerima) Islam. Dan barangsiapa dikehendaki-Nya menjadi sesat, Dia jadikan dadanya sempit dan sesak, seakan-akan dia sedang mendaki ke langit. Demikianlah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.” (QS. Al-An’am [6]: 125)
Contohnya adalah, di zaman ini banyak pula para mu’alaf yang setelah masuk Islam justeru lebih mulia daripada orang yang sejak lahir sudah Islam karena terlahir di keluarga muslim. Sesungguhnya Allah itu mudah meninggikan derajat seseorang, mudah juga menurunkan derajat seseorang dan itu tergantung pada seberapa tingkat keimanan seseorang.

Jika saja yang non muslim saja banyak yang masuk Islam hanya untuk beranjak menjadi lebih baik lagi, lalu kita yang katanya orang Islam sejak lahir bagaimana? Jangan mau kalah, kita juga seharusnya lebih semangat dari mereka. Jangan malah sebaliknya.

Mereka memilih untuk masuk Islam pasti karena mereka tau bahwa Agama Islam lah yang terbaik, yang akan membawa dirinya kepada nikmat yang abadi. Mereka sadar bahwa nikmat yang ada di dunia akan sirna, akan tiada, dan untuk mendapatkan kenikmatan yang abadi hanyalah dengan satu jalan, yakni masuk ke Agama Islam. Mereka yang mu’alaf ibarat seperti bayi yang baru lahir, bahkan lebih dari itu, karena bila kita bandingkan,

Bayi : 0 pahala + 0 dosa (Ibarat kertas putih, yang tak bernoda sedikitpun)
Mu’alaf : 100 pahala (jika mualaf tersebut melakukan 100 kebaikan, jika lebih dari 100 maka akan ditulis sesuai yang ia lakukan) + 0 dosa (semua dosa-dosa yang pernah ia lakukan sebelum masuk Islam terhapus)

Bukankah maa syaa Allah sekali, itu ibarat beli buku satu gratis dua buku.

5. Tobat yang diterima oleh Allah
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya bertaubat kepada Allah itu hanya (pantas) bagi mereka yang melakukan kejahatan karena tidak mengerti, kemudian segera bertaubat. Tobat mereka itulah yang diterima oleh Allah. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.” (QS. An-Nisa [4]: 17)

Orang yang beranjak menjadi baik sama saja sedang bertaubat, dan Allah menjamin ampunan kepada siapa saja yang mau bertaubat.

Sudah cukup jelas, kelebihan-kelebihan apa saja yang kita dapat jika beranjak lebih baik, dengan adanya kelebihan-kelebihan tersebut, cukuplah menjadi alasan mengapa kita harus senantiasa memperbaiki diri menjadi lebih baik.

Comments

Popular posts from this blog

HANYA ALLAH YANG PALING MENGERTI KITA

ORANG-ORANG YANG SABAR